Monday, August 22, 2016

Kekerasan Seksual pada Anak (KSA)

Kasus-kasus mengenai kekerasan seksual pada anak semakin banyak muncul dalam beberapa tahun terakhir dengan jenis yang semakin beragam. Apa saja yang termasuk kekerasan seksual? Masing-masing orang pasti memiliki pandangan tersendiri mengenai definisi kekerasan seksual karena bentuknya yang bermacam-macam. 

Sumber: http://www.konde.co/2016/05/infografis-bentuk-kekerasan-seksual.html

Nah, berikut ini beberapa bentuk kekerasan seksual yang penting untuk dijelaskan pada anak-anak supaya mereka dapat lebih berhati-hati dan menjaga dirinya dari para pelaku KSA. 
  • Saat ada seseorang memandang dan memperhatikan tubuh anak dengan tatapan yang aneh 
  • Saat ada seseorang yang memberikan komentar pada anak dengan kata-kata yang jorok dan membuat anak merasa malu dan tersinggung
  • Saat ada seseorang yang menggoda dan mengganggu (misalnya dengan memberikan siulan)
  • Saat ada seseorang yang memberikan sentuhan fisik yang tidak pantas (misalnya memeluk dan memegang bagian pribadi tubuh anak)
  • Saat ada seseorang yang mengajak anak menonton film atau adegan porno
  • Saat ada seseorang yang meminta anak memerankan adegan porno
  • Saat ada seseorang yang mengajak anak untuk pergi ke tempat atau ruangan yang sepi
  • Saat ada seseorang yang memperlihatkan alat kelamin atau bagian pribadi tubuhnya pada anak
  • Saat ada seseroang yang meminta anak menunjukkan alat kelamin atau bagian pribadinya pada pelaku

Banyak orangtua yang memiliki pandangan bahwa anak-anak mereka sudah paham bahwa hal-hal tersebut harus dihindari, padahal sisi ‘cuek’ dalam diri orangtua tersebut lah yang memperbesar kemungkinan anak menjadi korban. Kebanyakan korban-korban KSA adalah anak-anak yang kurang diawasi, kurang kasih sayang, dan kurang diperhatikan oleh orangtua. Mereka akan dengan mudah menjadi korban saat ada orang dengan pembawaan yang baik memberikan perhatian dan kasih sayang pada mereka. Perlu diingat bahwa pelaku KSA itu biasanya melakukan tindak pelecehan seksual dengan cara yang halus. Misalnya dengan memberikan hadiah pada anak, merayu dengan lembut, dan memberikan kasih sayang selayaknya orangtua hingga anak merasa nyaman untuk melakukan segala sesuatu pada mereka. Hal tersebut dipermudah pula oleh kecenderungan anak-anak yang mudah dirayu, dibujuk, dibohongi, diancam, diperdaya, dan mudah percaya pada orang lain.

Mengapa kita harus sedini mungkin melakukan pencegahan KSA?
Karena dampak negatif KSA sangatlah banyak. Dari mulai munculnya gangguan kecemasan pada anak, gangguan tidur (misalnya mimpi buruk yang berulang), dan adanya ketakutan pada diri anak yang sulit dijelaskan. Selain itu, banyak juga korban-korban yang mengalami gangguan emosi hingga sikapnya terhadap lingkungan di sekitarnya berubah karena mereka menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Dampak jangka panjangnya, anak dapat mengalami trauma atau malah mengalami beragam gangguan seksual saat mereka tumbuh dewasa. Dan yang lebih parahnya lagi, apabila tidak diberikan penanganan secara intensif, maka ada kemungkinan korban-korban KSA akan menjadi pelaku KSA di masa mendatang.
Sekarang apa yang harus dilakukan untuk melakukan pencegahan?
  1. Tanamkan pada diri anak bahwa tubuhnya adalah miliknya. Beri pemahaman pada anak bahwa ia harus menjaga dan menyayangi tubuhnya.
  2. Jelaskan pada anak bahwa terdapat bagian pribadi pada tubuhnya yang tidak boleh dipegang oleh orang lain. Untuk menanamkan pada anak usia TK atau SD, dapat dilakukan dengan gambar, leaflet, atau boneka pendidikan seksual. 
  3. Ajarkan anak untuk berani mengatakan “TIDAK” saat mereka menemukan orang-orang yang menunjukkan perilaku seperti yang sudah dijelaskan di atas. Intinya ajarkan anak-anak untuk berani menolak dan melawan saat mereka merasa tubuh dan perasaannya tersakiti.
  4. Dorong anak untuk lebih peka dan waspada terhadap bahaya yang ada di lingkungan sekitarnya. 
  5. Buat anak merasa nyaman untuk lebih terbuka dan bercerita pada orangtua. Berikan pemahaman pada anak bahwa mereka tidak hanya boleh bercerita mengenai hal-hal yang menyenangkan, tapi mereka juga boleh menceritakan mengenai hal-hal yang membuat mereka merasa sedih atau marah. Nah, penting juga bagi orangtua untuk memberi rasa aman pada anak dengan tidak menyalahkannya saat anak menceritakan hal-hal tidak menyenangkan yang terjadi padanya. Yakinkan pada anak bahwa ia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun yang salah. Tenangkan diri anak dengan memberikan pemahaman bahwa yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut kepadanya.

Yuk, lakukan hal-hal kecil sebagai bentuk pencegahan kekerasan seksual pada anak. Berikan pehaman pada orang-orang di sekeliling kita mengenai KSA. Ajarkan mengenai cara-cara pencegahan KSA dengan bahasa yang sederhana pada anak, adik, sepupu, keponakan, atau siapapun yang kita kenal. Salah satu cara memberikan pemahaman pada anak-anak dapat dilakukan dengan mengajak mereka menonton video dari UNICEF Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini:





Sekecil apapun hal yang kita lakukan dengan dasar niat yang baik pasti akan memiliki manfaat bagi orang lain. 
Let’s spread kindness :)  

With Love,
Anindya Phalita Padma, S.Psi 

2 comments:

Unknown said...

Hai Anin!
Nice post. Why don't you write more post recently?

Kesadaran tentang 'keselamatan' anak-anak sekarang memang harus ditingkatkan, padahal dulu rasanya orang seumuran kita tumbuh tanpa pernah mengalami ancaman sama sekali. Entah, mungkin dunia makin tidak aman ya..

Anindya Phalita said...

Halo! Terimakasih sudah membaca dan memberikan komentar.
Di tahun 2019 ini insyaAllah akan lebih sering nulis di blog.

Salam,
Anin :)